assalamu'alaikum
Sebelumnya saya ucapkan selamat tahun baru 2016. Nahh, di awal tahun baru ini saya juga akan berbagi cerita yang juga sebagai post pertama saya di tahun ini. Oke gaes, cukup basa-basi nya sekarang kita kembali ke topik pembicaraan.
Menghabiskan malam pergantian tahun, saya dan kawan-kawan mengadakan kemping di bukit sekipan, tawangmangu kabupaten karanganyar. Jujur, ini merupakan pengalaman pertama saya ngecam (biasanya nyesek dirumah sendiri). Kegiatan ini dilakukan dalam rangka menghabiskan malam pergantian tahun dengan kegiatan yang lebih bermanfaat daripada sekedar hura-hura (maklum remaja masjid gaes :D). Dan saya? saya hanyalah seseorang yang tak sengaja masuk dalam arus pusaran ini (baca: ikut-ikutan).
skip...
penampakan tenda dari sudut pandang orang telat |
Selesai sholat maghrib, kami siap menyalakan api unggun. Tapi nyatanya alam punya rencana lain karena hujan turun malam itu. Kawan saya bilang sih karena kabut mulai turun dan dia bilang nggak akan lama, tapi entahlah saya sendiri sangat awam dengan hal ginian. Terpaksa, kami mengubah rencana dan kegiatan api unggunpun ditunda.
filosofi kayu bakar
Dengan penerangan seadanya, kegiatan kami alihkan sementara ke dalam tenda karena ternyata di dalam tenda cukup luas. Acara dimulai dengan sedikit basa-basi dan oleh ketua kelompok si Ahmad, diisi dengan game sederhana namun bermakna. game yang dilakukan secara berkelompok yang melatih kekompakan, kerjasama, toleransi, jiwa korsa, serta kepemimpinan.
Well, tak terasa waktu berlalu dan diluar pun hujan mulai reda. Segera kami akhiri acara dalam tenda dan kami segera membuat api unggun yang ternyata agak sulit nyala karena kondisi kayu bakar dan tanah yang lembab susah buat di ajak kompromi. Bahkan sebagian dari anggota ada yang frustasi dan malah memutuskan untuk pergi jalan-jalan. Dengan sedikit usaha ekstra ahirnya si api berhasil hidup dan tubuh kami yang awalnya dingin perlahan mulai membara berbanding lurus dengan skala semangat jiwa muda kami.
Dalam kehangatan kecil di tengah dinginnya suhu udara bukit Sekipan ini, tiba-tiba si ahmad nyeletuk "bayangin deh kalo dirimu yang jadi kayu bakarnya, kamu memberi kehangatan pada sekelilingmu dengan cara membakar dirimu sendiri, jadi ibaratnya kamu mengorbankan hidup kamu demi kelangsungan hidup orang lain" itu yang dia katakan.
Lain lagi dengan apa yang saya pikirkan. Berawal dari opininya, kemudian saya berpikir "apa yang pantas kita jaga kelangsungan hidupnya dengan diri kita sendiri sebagai gantinya" saya memikirkan ini sepanjang waktu (di sini saya mendadak galau gais). Abaikan kegalauan saya gais.
skip***
Acara dilanjutkan, dan kalian tau acara paling di tunggu saat api unggun? ya, bakar-bakar gaes. Perlu kalian tau di sinilah tepatnya kami mulai menyadari pentingnya perencanaan yang matang jika kita ingin mengadakan kegiatan. Coba kalian tebak apa yang terjadi...!!! disini kami tidak membawa bekal sama sekali. So, terpaksa kami membeli bahan makanan buat bakar-bakar disana meskipun dengan harga selangit (biasalah di tempat wisata).
Dan ahirnya berahirlah acara malam itu dengan segala keterbatasan dan spontanitas nya. Tak kuasa rasanya mata ini menahan beratnya beban dunia (lebay dikit hahaha) dan satu persatu kami mulai tumbang terlelap dalam buaian mmpi.
numpang eksis |
Next seperti biasa, setelah semuanya kelar biasanya ?? (pinterrr) yap, pulang. Setelah beres beres selesai ( budayakan prinsip "datang bersih pulang juga harus bersih") kita balik ke rumah masing-masing. Nah, di sini saya pulang dengan membawa satu pertanyaan semalem "apa yang pantas kita jaga kelangsungan hidupnya dengan diri kita sendiri sebagai gantinya???"
Coba kalian jawab gais..!! pacar? sahabat? kalo jawaban saya beda gaes. Setelah
Wooookaayyyy, di penghujung tulisan saya ingin menyampaikan terimakasih buat yang sudah mampir di blog ini
wassalamu'alaikum....!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar